Apa itu produksi? Apa itu manajemen produksi?
Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa guna dipasarkan untuk meraih profit.
Sementara manajemen produksi adalah suatu sistem yang mengatur kegiatan produksi agar barang atau jasa yang dihasilkan memberi nilai tambah. Jadi, dari pengertian tersebut tugas dari manajemen produksi secara sederhana adalah:
1. Merancang sistem produksi
2. Mengoperasikan suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan atau target produksi yang telah ditentukan
Manajemen produksi mengalami perkembangan & menjadi salah satu bagian pembelajaran tentang manajemen karena beberapa hal, yaitu:
1. Adanya pembagian kerja & spesifikasi. Seiring berjalannya waktu kegiatan produksi mengalami spesifikasi seperti mengolah bahan mentahnya, pengemasannya, dsb. Hal ini menuntut adanya sistem pengaturan yang solid agar proses produksi bisa berjalan dengan baik
2. Revolusi Industri. Salah satu ciri revolusi industri adalah banyaknya jumlah bahan mentah yang dibutuhkan, banyaknya jumlah mesin produksi, banyaknya produk yang dihasilkan, modal yang besar. Dan itu semua membutuhkan manajemen yang mengatur agar semuanya bisa berjalan dengan balance
3. Berkembangnya teknologi. Semakin hari kecanggihan teknologi semakin mewarnai hidup manusia termasuk dalam kegiatan bisnis. Jadi, agar kualitas & kuantitas produk yang dihasilkan semakin baik maka perlu adanya integrasi teknologi dalam perusahaan khususnya kegiatan produksi. Dan pengaturan integrasi teknologi tersebut jelas perlu ada yang mengatur
4. Berkembangnya ilmu pengetahuan & metode kerja yang ilmiah. Penerapannya merupakan tugas dari manajemen yaitu setiap ilmu yang baru dianalisis & disesuaikan dengan bidang yang digeluti
Sementara itu proses produksi sendiri ada beberapa macam, antara lain:
1. Proses ekstraaktif, contohnya kegiatan pertambangan
2. Proses fabrikasi, contohnya usaha kerajinan tangan
3. Proses analitik, contohnya pengolahan minyak bumi menjadi bensin, solar, bensol/avtur
4. Proses sintetik, contohnya pembuatan minyak goreng, obat, cat
5. Proses perakitan, contohnya perakitan alat-alat elektronik & kendaraan bermotor
6. Proses jasa administrasi, contohnya notaris, akuntan publik
5 jenis keputusan yang diambil dalam manajemen produksi:
1. Proses produksi. Pengambilan keputusan yang berkaitan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang digunakan untuk transformasi input menjadi produk/jasa seperti teknologi produksi, tipe peralatan, jenis proses & aliran proses produksi, tata letak fasilitas. Keputusan ini sifatnya untuk jangka panjang & jarang diubah
2. Kapasitas. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang atau jasa dengan jumlah & sesuai dengan waktu yang ditargetkan. Pengambilan keputusan dari sudut waktu terbagi atas:
a. Jangka panjang: menetapkan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horizontal, dsb
b. Jangka menengah: penentuan sub-kontrak, penambahan mesin, rekruitmen tenaga kerja,dsb
c. Jangka pendek: pengaturan jadwal, pengaturan mesin,dsb
3. Persediaan (inventory). Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk kegiatan produksi
4. Tenaga kerja. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia. Keputusan yang lazim dibuat antara lain penugasan karyawan, pengaturan lembur & cuti, penggiliran kerja,dsb
5. Kualitas produksi. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan usaha yang harus dilakukan agar kualitas produk yang dihasilkan sesuai target.
Ruang lingkup manajemen produksi:
Perencanaan sistem produksi
Perencanaan operasi & sistem pengendalian produksi
Dalam perkembangannya proses produksi tidak hanya asal berjalan tetapi mengikuti suatu kaidah bahwa ketika barang atau jasa dihasilkan juga harus memberikan utility (nilai kegunaan), sehingga konsumenpun merasa puas saat mengonsumsi output yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Untuk mewujudkan hal ini, maka di dalam kegiatan produksi dibutuhkan seorang manajer operasi yang bertugas untuk mengarahkan & mengendalikan kegiatan produksi secara sistematis dengan mengikuti metode & teknologi yang sesuai untuk kegiatan produksi.
Ada 2 sifat dalam proses produksi, yaitu:
1. Bahan baku diurai menjadi beberapa bagian untuk membuat barang jadi. Misalnya pengolahan minyak bumi dipanaskan pada suhu-suhu tertentu & akan dihasilkan berbagai jenis BBM seperti gas, bensin, solar, minyak tanah, avtur, kerosin,dsb
2. Bahan baku dikombinasikan menjadi barang jadi. Misalnya pembuatan produk makanan olahan, pembuatan pakaian jadi,dsb
Sistem produksi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu, menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran. Artinya sistem produksi tidak hanya berbicara tentang bahan baku menjadi bahan jadi, tetapi juga ada kaitannya dengan hal-hal lainnya baik langsung ataupun tidak langsung seperti keuangan, tenaga kerja, investasi, manajerial perusahaan, dsb
Ada 3 macam sistem proses produksi yaitu:
1. Proses produksi yang terus-menerus (continue process). Karena proses produksi berlangsung terus-menerus, maka alat-alat produksi disusun & diatur menurut rangkaian proses produksi. Jadi dengan kata lain produk barang atau jasa yang dihasilkan dari proses ini ukurannya sudah standar
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process). Proses produksi memang tidak standar, karena penempatan alat-alat produksinya mengutamakan fleksibilitas/keluwesan sehingga produk yang dihasilkan beragam ukurannya
3. Proses produksi yang bersifat proyek. Artinya penempatan alat-alat produksi harus disesuaikan dengan waktu & tempat dimana kegiatannya berlangsung
Sebelum perusahaan melakukan kegiatan produksi maka perusahaan harus menentukan lokasi & layout pabrik yang tepat. Tujuan utamanya adalah efisiensi & efektifitas dari perusahaan itu sendiri.
Untuk menentukan lokasi perusahaan perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Kedekatannya dengan sumber bahan baku & tempat pemasarannya
2. Kemudahan untuk mobilitas
3. Supply tenaga kerja
4. Lokasi pembangkit listrik
5. Ketersediaan sarana & prasarana pendukung
6. Struktur geografis
7. Ketersediaan cadangan air tanah yang memadai
8. Investasi bangunan & tanah
9. Dukungan lingkungan masyarakat sekitar
Tahap-tahap penentuan lokasi pabrik, antara lain:
1. Pengumpulan data
2. Menganalisis data yang masuk
3. Menentukan lokasi & lokasi alternatif lainnya
Penentuan metode pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisis ekonomi, analisis volume biaya.
Untuk menentukan layout pabrik pelu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Data mengenai jumlah & jenis produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin produksi, peralatan komunikasi, instalasi yang diperlukan, luas gedung, perbandingan perencanaan layout
2. Analisis urutan operasi
3. Teknik keseimbangan kapasitas
Sumber: http://id.shvoong.com
http:// pksm.mercubuana.ac.id
http://santaidisininyuk.blogspot.com
http://portal.pi-umkm.net
http://pustaka.ut.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar