Kamis, 07 Juni 2012

Hubungan Bancassurance Dengan Increasing Wallet Share Bank

I. Pendahuluan


Ini adalah skema dari kegiatan perbankan.
Menurut Pasal 1 Undang – Undang No. 4 Tahun 2003 tentang perbankan, bank adalah bank umum dan bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi, bank adalah lembaga keuangan kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya lagi dalam bentuk kredit.
Kegiatan terbesar bank adalah menghimpun dana dari masyarakat yang masuk pada sisi Deposits dan menyalurkannya dengan bentuk kredit pada sisi Loan. Suku bunga kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur harus lebih tinggi dari bunga tabungan agar bank bisa memperoleh keuntungan. Bank sangat berharap agar para nasabah tidak hanya menabung namun juga meminjam uang di bank tersebut. Namun tidak selamanya kebutuhan masyarakat selalu melakukan pinjaman uang sehingga bank harus mengembangkan produk-produknya yang terbaru. Misalnya, bancassurance. Hal ini disebut sebagai increasing wallet share yang dilakukan oleh bank. Wallet share merupakan strategi bisnis yang dilakukan suatu perusahaan dalam hal ini perbankan untuk mempertahankan konsumen/nasabah agar tetap percaya kepada produk maupun layanan bank tersebut. Dengan meningkatkan wallet share dipercaya dapat meningkatkan keuntungan bank. Nasabah yang merasa puas akan mengulangi konsumsinya atau bahkan meningkatkan konsumsinya. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa nasabah akan selalu memberikan pendapat dan kesan terhadap produk yang sedang atau pernah mereka gunakan. Tak jarang pendapat nasabah/konsumen dapat mempengaruhi minat beli dari konsumen lain. Bila menurut konsumen produk tersebut memuaskan, tak jarang mereka akan menarik konsumen lain untuk mencoba produk tersebut. Apabila produk tersebut tidak memuaskan, maka jangan harap akan ada konsumen baru yang mencoba, justru beberapa konsumen yang sudah menggunakan produk tersebut mungkin saja angkat kaki. Maka dari itu pentingnya perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang memang ditujukan untuk melakukan inovasi dan meningkatkan mutu produknya, namun bagi dunia perbankan hal yang harus dilakukan adalah bukan hanya berinovasi atau meningkatkan produknya melainkan membangun relationship dengan berbagai pihak agar dapat menghasilkan berbagai layanan yang bermanfaat bagi nasabah dan juga menguntungkan bagi bank itu sendiri. Melalui wallet share juga perusahaan bisa membandingkan kelebihan produknya dengan produk perusahaan lain. Dengan meningkatkan wallet share, bank telah membina hubungan baik dengan nasabah dan meningkatkan kepercayaan nasabah kepada bank. Mengeluarkan banyak biaya untuk meningkatkan wallet share bukanlah hal yang percuma. Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh bank antara lain mempertahankan pelanggan setia, pelanggan akan menyebarkan informasi positif tentang bank bersangkutan yang secara tidak langsung merupakan proses promosi sehingga nasabah tertarik dan tidak mempersoalkan masalah biayanya.

II. Pembahasan

Bancassurance adalah produk asuransi yang dikembangkan dan dipertanggungkan oleh perusahaan asuransi dan didistribusikan melalui jaringan bank yang memberi perlindungan dan produk investasi untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka panjang nasabah.
Tren yang sedang berkembang dari Bancassurance saat ini menurut penelitian yang dilakukan oleh Bancassurance Specialist Center Trisakti, antara lain:
a. Pertumbuhan bisnis asuransi rata-rata 25% setiap tahunnya.
b. Saat ini baru 15%-17% dari nasabah Bank yang membeli polis asuransi melalui Bancassurance.
c. Asuransi bisa bertumbuh dengan peluang bisnis terbesar bagi bank karena sekitar 88% dana ditempatkan dalam sistem perbankan.



Regulasi yang mengatur Bancassurance yaitu sesuai Surat Edaran BI No. 6/43/DPNP Tanggal 7 Oktober 2004:


Berikut ini adalah beberapa bank di Indonesia yang sudah menjalankan bisnis Bancassurance:




Tahapan membangun Bancassurance:


Pasar Sasaran dari Bancassurance:


Keuntungan mengikuti Bancassurance:
1. Dapat digunakan untuk berbagai tujuan investasi, misalnya untuk dana pendidikan, tabungan atau dana hari tua. Produk ini dapat memenuhi kebutuhan untuk menabung, perencanaan keuangan, proteksi sekaligus untuk investasi.
2. Pilihan dana investasi yang beragam, sesuai dengan besarnya toleransi terhadap risiko dan potensi keuntungan yang sesuai dengan keinginan anda.
3. Jumlah perlindungan jiwa dapat dipilih sesuai kebutuhan, dan dapat ditambahkan sesuai kebutuhan.
4. Kebebasan untuk melakukan penambahan maupun penarikan dana sewaktu-waktu dan perlindungan asuransi anda tetap berjalan.
5. Pertumbuhan dana investasi dapat dipantau setiap hari.

Bancassurance merupakan produk investasi dengan potensi hasil yang lebih tinggi, namun dengan risiko investasi yang lebih besar dan hasil investasi tidak dijamin oleh bank.

Hak dan Kewajiban Nasabah

Hak Nasabah:
Mendapatkan perlindungan seperti yang tertera di polis asuransi yaitu :
• Uang pertanggungan.
• Produk tertentu memberikan manfaat tambahan terhadap penyakit kritis, cacat tetap total, meninggal karena kecelakaan, rawat inap, dll.
• Mendapatkan informasi tentang perkembangan serta perubahan tentang Bancassurance terkini.

Kewajiban Nasabah:
• Membayar premi yang telah ditetapkan diawal secara berkala: setiap bulan, atau 6 bulan, atau tahunan.
• Memberitahukan ke perusahaan asuransi bila terdapat perubahan sehubungan dengan polis, seperti alamat tertanggung, atau kejadian yang menyebabkan perubahan kebijakan polis.

III. Penutup

Increasing wallet share yang dilakukan oleh bank dengan membuat Bancassurance, jelas sangat menguntungkan karena bank memberikan perhatian kepada para nasabah. Dan para nasabah sendiri banyak mendapat manfaat dari kegiatan Bancassurance ini.

IV. Daftar Pustaka

www.bi.go.id
www.bancassurance-indonesia.com

Senin, 04 Juni 2012

LOAN TO DEPOSIT RATIO




I. Pendahuluan

Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan.
Pengelolaan dana oleh bank tidak hanya berupa penyaluran kredit, kepada masyarakat akan tetapi bisa juga dilakukan dengan investasi atau penanaman dana ke dalam aktiva produktif lainnya, yaitu surat-surat berharga, seperti obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dalam rangka memperkuat likuiditas bank.
Likuiditas adalah tingkat kemampuan bank memenuhi kewajiban keuangan yang harus dibayar. Tingkat likuiditas dapat diukur antara lain dengan rasio keuangan yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) yang merupakan rasio untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana oleh pihak ketiga. Menurut Mulyono (1995:101), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Jadi, Loan To Deposit Ratio (LDR) bisa dikatakan sebagai rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Dari pengertian tersebut maka penulis ingin mengetahui apa fungsi utama dari LDR, perhitungannya, dan manfaatnya dalam dunia perbankan.

II. Pembahasan
Penyebab LDR Rendah
Perbankan Nasional pernah mengalami kemerosotan jumlah kredit karena diserahkan ke BPPN untuk ditukar dengan obligasi rekapitalisasi. Begitu besarnya nilai kredit yang keluar dari sistem perbankan di satu sisi dan semakin meningkatnya jumlah DPK yang masuk ke perbankan, maka upaya ekspansi kredit yang dilakukan perbankan selama sepuluh tahun terakhir sepertinya belum berhasil mengangkat angka LDR secara signifikan.

Fungsi LDR
LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan. Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini telah dijadikan persyaratan antara lain :
1. Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
2. Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
3. Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
4. Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan merger.
5. Loan to Depsit Ratio (LDR) memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.

LDR ini menjadi salah satu tolak ukur likuiditas bank yang berjangka waktu agak panjang. Semakin tinggi tingkat LDR menunjukan semakin jelek kondisi likuiditas bank, karena penempatan pada kredit juga dibiayai dari dana pihak ke tiga yang sewaktu- waktu dapat ditarik. Untuk itu LDR yang besarnya diatas 115% akan sangat berbahaya bagi kondisi likuiditas bank.

Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya loan-up atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). Menurut Lukman Dendawijaya (2003 : 116-124), LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Loan to Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:


Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Batas toleransi berkisar antara 85%-100% menurut Kasmir (2003:272), sementara batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %. Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.


III. Penutup
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.

IV. Daftar Pustaka

Nurul, Wulansari dan Budi Hermana. Analisis Biaya Dana, Persentase Aktiva Produktif, dan Pendapatan Sebagai Faktor Pembeda Antara Bank Fokus dan Bank Terbatas Menurut Kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia. UG Jurnal Vol.2 No.2 Tahun 2008 : Jakarta.

Siswanto, Sutojo. 1997. Manajemen Terapan Bank. PT Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta.

www.bi.go.id

Kamis, 31 Mei 2012

Macam-Macam Transaksi Antar Bank


Ini adalah konsep dasar dalam transaksi perbankan. Dana deposit dari masyarakat masuk (Kredit / +) ke dalam Liabilities kemudian bank memakainya keluar untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat pula di sisi Asset (Debit / -). Jadi, saat masyarakat menabung ke bank, maka sisi Liabilities Bank menjadi bertambah dan saat bank memberikan kredit maka jumlah deposit menjadi berkurang lewat sisi Asset.

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus transaksi antarbank yang biasa terjadi:
I.

Gambar di atas bercerita tentang Joko membayar cek sejumlah Rp 50 juta kepada Tuti. Namun mereka berdua menabung di bank yang berbeda. Setelah Tuti menerima cek tersebut, maka Tuti ingin Bank A, tempat Joko menabung, melakukan pinbook ke rekening Tuti di Bank B. Caranya adalah:
1. Tuti mengirim cek yang sudah dia terima ke Bank B
2. Bank B mengirim nota debit keluar kepada Bank Indonesia atas cek dari Joko
3. Bank Indonesia mengirim nota debit masuk ke Bank A supaya Bank A segera melakukan transfer dana dari cek yang dibuat oleh Joko kepada Tuti
4. Tabungan Joko di Bank A berkurang sebesar Rp 50 juta.
5. Nilai rekening koran Bank A di Bank Indonesia berkurang (debit / -) sebesar Rp 50 juta * dan,
6. Nilai rekening koran Bank B di Bank Indonesia bertambah (kredit / +) sebesar Rp 50 juta*
Dan akhirnya tabungan Tuti menjadi kredit di Liabilities sebesar Rp 50 juta dan tabungan Joko menjadi debit di Asset sebesar Rp 50 juta!!

Cat:
*Bank A dan Bank B bukanlah bank yang sama sehingga apabila ada transaksi antar bank semacam ini dibutuhkan perantara yaitu Bank Indonesia. Syarat agar Bank Indonesia bisa menjadi perantara adalah kedua bank harus sama-sama mendepositkan uangnya di Bank Indonesia dalam bentuk rekening koran sebesar minimal 8% dari total dana yang didepositkan oleh masyarakat di bank masing-masing. Misalnya:
1. Bank A memiliki total deposit dari seluruh tabungan masyarakat sebesar Rp 100 juta, maka minimal jumlah tabungan rekening koran di Bank Indonesia harus sebesar, 8% x Rp 100 juta = Rp 8 juta.
2. Bank B memiliki total deposit dari seluruh tabungan masyarakat sebesar Rp 100 juta, namun Bank B mendepositkan rekening korannya di Bank Indonesia sebesar Rp 10 juta (> 8%).
Bila misalnya Bank A harus mencairkan dana sebesar Rp 2 juta atas cek yang ditagih dari nasabah Bank B, maka nilai rekening koran Bank A (debet Rp 2 juta) di Asset dan tabungan Bank B (kredit Rp 2 juta) di liabilities. Berarti Bank A kekurangan dana deposit pada rekening korannya di Bank Indonesia sebesar Rp 2 juta sehingga harus dilakukan sistem call money yaitu Bank A harus meminjam dana agar mencukupi nilai minimal 8% pada rekening korannya di Bank Indonesia pada bank lain. Inilah yang disebut sebagai sistem kliring. Apabila Bank A terus meminjam uang tanpa melakukan pelunasan pada kreditor untuk menutupi kekurangan dari nilai rekening korannya, maka bisa dipastikan Bank A sudah mengalami missmatch-negative (kesulitan likuiditas) sehingga Bank Indonesia harus melikuidasi Bank A.

II.

Gambar ini juga termasuk dalam sistem kliring, bedanya adalah Tuti mengirim dana langsung ke Joko dengan cara:
1. Nilai deposit Tuti di Bank B (debet di Asset) sebesar Rp 100 juta,
2. Bank B mengirim nota kredit keluar kepada Bank Indonesia bahwa ada dana disalurkan ke Bank A*
3. Bank Indonesia mengirim nota kredit masuk kepada Bank A bahwa ada dana masuk dari Bank B*
4. Joko menerima dana deposit dari Tuti (kredit di Liabilities)

Cat:
*Nilai rekening koran Bank B di Bank Indonesia berkurang Rp 100 juta (debet di Asset) dan nilai rekening koran Bank A di Bank Indonesia bertambah Rp 100 juta (kredit di Liabilities).

III.


Gambar III menjelaskan kondisi transfer dana dari 2 bank yang berbeda dan juga berada di lokasi yang berbeda pula. (Rekening Antar Kantor / RAK)
1. Tuti yang menabung di Bank A cabang Jakarta ingin mengirim sejumlah uang melalui cek sebesar Rp 50 juta kepada Joko yang menabung di Bank B cabang Jayapura. Namun, hal ini tidak bisa langsung dilaksanakan karena Bank B tidak punya cabang di Jakarta, demikian juga sebaliknya. Jadi,
2. Bank A mengirim dana tersebut ke Bank A cabang Makassar, lalu *
3. Bank A cabang Makassar mentransfer dana tersebut melalui sistem kliring ke Bank B cabang Makassar. **
4. Bank B cabang Makassar mengirim dana tersebut ke Bank B cabang Jayapura,***
5 Joko menerima dana dari cek yang dikirim oleh Tuti.

Cat:
*) Debet pada Asset Bank A cabang Jakarta dan kredit pada Liabilities Bank A cabang Makassar.
**) Debet pada Asset rekening koran Bank A cabang Makassar di Bank Indonesia dan Kredit pada Liabilities rekening koran Bank B cabang Makassar di Bank Indonesia.
***) Debet pada Asset Bank B cabang Makassar dan Kredit pada Liabilities Bank B cabang Jayapura.

IV.

Gambar IV ini adalah contoh transaksi perbankan internasional. Di sini metode yang dipakai adalah metode Bank Draft. David yang tinggal di USA dan menabung di Bank of America ingin mengirim uang kepada Susi yang tinggal di Jakarta dan menabung di BNI 1946. Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. David ingin mengirim sejumlah uang kepada Susi.
2. David mengirim dana tersebut melalui Bank of America.
3. Bank of America mentransfer dana tersebut ke BNI 1946 di Jakarta *
4. Setelah dana tersebut dikirim, maka Bank of America mengirim surat khusus seperti wesel kepada Susi bahwa David telah mengirim sejumlah uang ke rekening Susi di BNI 1946 cabang Jakarta.
5. Susi mengecek dan menerima dana tersebut di rekening tabungannya.

Cat:
*) Dalam kondisi transaksi perbankan internasional, maka kedua bank yang akan melakukan transaksi antar negara harus terlebih memiliki correspondent bank sebagai penghubung.

V.

Gambar V ini adalah kondisi transaksi antarbank internasional yang memakai metode Payment Order yaitu perintah dari David kepada Bank of America untuk mentransfer dana ke rekening Susi di BNI 1946 cabang Jakarta. Dan tentunya syaratnya adalah Bank of America harus sama-sama berhubungan dengan BNI 1946 dalam wadah correspondent bank.

Secara umum ada 3 metode perhitungan bunga tabungan yaitu: berdasarkan saldo terendah, saldo rata-rata dan saldo harian. Beberapa bank menerapkan jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari, namun ada pula yang menerapkan jumlah hari bunga 360 hari. Untuk memahami perhitungan bunga diatas, dilakukan ilustrasi kasus:
Contoh Kasus :
Transaksi tabungan milik Bapak Agus selama bulan Oktober adalah sebagai berikut :
Tanggal Transaksi Nominal
02.10.11 Setoran Tunai Rp.2.000.000,-
03.10.11 Kredit Rp. 500.000,-
04.10.11 Setoran Kliring Rp.1.000.000,-
20.10.11 Tarik Tunai Rp.1.000.000,-

Misal perhitungan akhir bunga harian pada akhir bulan tanggal 31.10.12, jam 24:00:00 dan bunga bank adalah 8% pertahun, maka perhitungan bunga yang diperoleh dengan menggunakan 3 metode di bawah ini.
Jawaban Kasus :
Tanggal Saldo Jumlah hari
02.10.11 Rp. 2.000.000 1 ( 3 – 2 )
03.10.11 Rp. 2.500.000 1 ( 4 – 3 )
04.10.11 Rp. 3.500.000 16 ( 20 – 4 )
20.10.11 Rp. 2.500.000 11 ( 31 – 20)

1. Saldo Terendah
Bunga = {(2jt × 8% × 29)} / 365
= Rp. 12.712,3288

2. Saldo Rata-rata Harian
SR = {(2jt × 1) + (2,5jt × 1) + (3,5jt × 16) + (2,5jt × 11)} / 29
= Rp. 3.034.482,7586
Bunga = {3.034.482,7586 × 8% × 29} / 365
= Rp. 19.287,671

3. Saldo Harian
Bunga = {((2jt × 1) + (2,5jt × 1) + (3,5jt × 16) + (2,5jt × 11)) × 8%} / 365
=Rp. 19.287,671

Saat ini yang banyak digunakan bank adalah sistem perhitungan bunga saldo rata-rata harian dan harian.
Pada perhitungan di atas sistem bunga rata-rata harian dengan sistem bunga harian menghasilkan nilai bunga yang sama. Hal ini dikarenakan nilai bunga yang diberikan flat terhadap nilai saldo nasabah. Atau nilai bunga berdasarkan saldo rerata harian dengan nilai saldo harian sama-sama masih masuk pada kisaran saldo bunga progresif yang sama. (From: Boof of Metris Ways Get to Higher Returns)


Kamis, 24 Mei 2012

Perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito Untuk Jangka Waktu 1 Bulan dari Tahun 2006-2010

Ini adalah gambar grafik dari perkembangan tingkat suku bunga deposito dari berbagai kelompok bank di Indonesia mulai dari Bank Milik Pemerintah (BUMN), Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Umum Swasta Nasional (BUSN), dan Bank Asing & Campuran (JN/Joint Venture) yang diolah dari data website Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id Yang menarik untuk disimak dari gambar grafik di atas adalah bahwa tingkat suku bunga deposito tertinggi terjadi di tahun 2008. Seperti kita ketahui bahwa sejak tahun 2007, dunia mulai mengalami resesi glogal akibat kasus kredit macet di bidang properti yang melanda Amerika Serikat dan hal ini terus memuncak di tahun 2008. Krisis ini memberi dampak yang cukup serius bagi Dunia Barat dan juga bagi Indonesia. Dampak yang paling sangat terasa sekali adalah turunnya tingkat ekspor Indonesia. Penurunan ini sangat terasa sekali di tahun 2009 karena krisis global 2008. Hal ini bisa dilihat di grafik di bawah ini:
Sumber : UN Comtrade, 2011 Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Periode 2000-2010 (dalam Ribu US$)
Apabila tingkat ekspor menurun, maka sudah bisa dipastikan bahwa hal ini akan menurunkan jumlah pembeli. Selanjutnya bila jumlah pembeli menurun maka keuntungan yang diraih akan menurun. Penurunan daya beli masyarakat ini sudah jelas akan berimbas pada naiknya tingkat inflasi. Hal ini dapat dilihat dari data inflasi dari sejak Juni 2007-Desember 2009 dari www.bi.go.id yang terus mengalami kenaikan khususnya di tahun 2008, kemudian menurun di tahun 2009 di bawah ini:
Sumber: http://www.bi.go.id/biweb/Templates/Moneter/Default_Inflasi_ID.aspx?NRMODE=Published&NRNODEGUID={A7760121-1768-4AE8-B333-0C91E746F1E3}&NRORIGINALURL=/web/id/Moneter/Inflasi/Data%2bInflasi/&NRCACHEHINT=Guest
Bila inflasi meninggi, maka langkah yang sudah pasti diambil oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah menaikkan BI rate. BI Rate tidak dinaikkan secara agresif mengikuti credo atau cardinal rule dari mekanisme Inflation Targeting Framework (ITF). Dalam ITF, apabila tekanan inflasi meningkat, obat mujarabnya adalah menaikkan suku bunga. Mengapa suku bunga harus dinaikkan? Pada prinsipnya sederhana sekali. Perubahan tingkat harga dalam perekonomian dicerminkan dengan variabel inflasi. Inflasi adalah kenaikan tingkat harga yang terjadi secara terus menerus (Mishkin, 2001). Menurut kaum monetaris, inflasi disebabkan oleh pertumbuhan penawaran uang yang tinggi, oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Menurut kaum Keynesian, inflasi yang tinggi tidak bisa dikendalikan hanya dengan kebijakan fiskal. Perpaduan kebijakan moneter dan fiskal diperlukan untuk mengendalikan laju inflasi. Teori kuantitas menyatakan bahwa bank sentral yang mengawasi suplai uang memiliki kendala tertinggi atas tingkat inflasi. Jika bank sentral mempertahankan suplai uang tetap dalam kondisi yang stabil, maka tingkat harga pun akan stabil. Jika bank sentral meningkatkan suplai uang dengan cepat, maka tingkat harga akan meningkat dengan cepat (Mankiw, 2000). Inflasi yang tinggi tentu tidak baik bagi perekonomian suatu negara. Jika tingkat inflasi sudah dinilai terlalu tinggi biasanya pemerintah akan melakukan intervensi. Adapun strategi pemerintah dalam menekan inflasi adalah mengurangi jumlah uang beredar. Jumlah uang yang beredar dapat dikurangi dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, sehingga dengan sendirinya bank – bank swasta, asing maupun pemerintah akan menaikkan suku bunga yang telah ditetapkan, dalam hal ini suku bunga deposito. Jika suku bunga bank dirasa lebih menguntungkan oleh investor untuk melakukan investasi, maka mereka akan menanamkan dananya di bank yang mana investasi dalam bentuk deposito berjangka ini tidak memiliki risiko. Oleh karena tingkat inflasi dianggap membahayakan tingkat perekonomian secara makro, pemerintah selalu berusaha menekan tingkat inflasi tersebut dengan cara mengendalikan suku bunga. Jadi inflasi yang tinggi akan mengakibatkan naiknya suku bunga bank (Bambang, 2000). Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh positif terhadap suku bunga bank.
Sumber:
www.bi.go.id
www.bps.go.id

Rabu, 11 April 2012

Pilih Tabungan Pendidikan, Asuransinya atau Tabungan Emas

Banyak orang tua yang bingung merencanakan keuangan masa depan anaknya, apakah membuat tabungan pendidikan, atau membuat asuransi pendidikan atau menyimpan emas? Di sini saya akan mencoba memberi tips kepada Anda. Berikut sedikit ulasannya:
1. Tabungan Pendidikan Tabungan Pendidikan adalah produk tabungan dari bank di mana tabungan Anda akan dilindungi oleh Asuransi Jiwa. Di sini, Anda biasanya akan diminta menyetor jumlah tertentu setiap bulannya sehingga pada saatnya nanti Anda akan dapat mengumpulkan sejumlah dana tertentu pula yang diperkirakan akan cukup untuk bisa memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak Anda. Setiap bank memiliki prosedurnya sendiri agar tabungan pendidikan yang disimpan bisa cair namun setiap prosedur untuk mencairkan uang di Tabungan Pendidikan cukup mudah dan tidak berbelit-belit. Anda cukup membawa bukti tabungan dan bukti identitas diri dan uang tabungannya bisa dicairkan. Untuk meyakinkan, coba Anda tanyakan kepada customer service di bank tempat Anda menabung tentang bagaimana prosedur pencairan tabungan pendidikan agar lebih jelas.
2. Asuransi Pendidikan Asuransi Pendidikan adalah janji dari perusahaan asuransi kepada Anda di mana Anda akan mendapatkan se-jumlah dana tertentu setiap kali anak Anda masuk ke jenjang-jenjang pendidikan tertentu, seperti SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi. Syaratnya, Anda harus membayar sejumlah premi setiap tahunnya. Bila Anda meninggal dunia padahal anak Anda belum menyelesaikan sekolahnya dan preminya belum selesai dibayar, maka dana pendidikan yang dijanjikan oleh perusahaan asuransi tetap akan dibayarkan kepada anak Anda. Memang banyak keluhan masyarakat mengenai masalah asuransi, biasanya masyarakat khawatir dananya lama akan cair dan seterusnya. Namun pada hakikatnya asuransi jelas sangat diperlukan. Masyarakat kurang tertarik berasuransi karena minim pengetahuan tentang asuransi. Ini berbeda sekali dengan masyarakat di negara-negara maju yang sudah mengerti pentingnya berasuransi, banyak dari mereka yang ikut serta dalam asuransi. Sekarang pernahkah Anda mendengar masalah dari teman atau keuarga Anda mengenai pelayanan di bank? Pasti pernah bukan? Tapi apa karena itu kita tidak lagi membutuhkan jasa bank? Tentunya tidak bukan. Sama juga halnya dengan asuransi. Sekarang apa bedanya asuransi pendidikan dengan tabungan pendidikan? Asuransi Pendidikan diterbitkan oleh perusahaan asuransi, sedangkan tabungan pendidikan diterbitkan oleh bank.
3. Tabungan Emas Pada zaman normal dimana harga barang dan jasa hanya naik sedikit, ekonomi berjalan baik, dan keadaan politik juga stabil, maka emas biasanya hanya akan naik sedikit. Emas hanya akan naik banyak apabila terjadi kondisi-kondisi seperti:
(1) naiknya harga dolar, terutama secara drastis,
(2) naiknya harga barang dan jasa, terutama secara drastis, dan
(3) kerusuhan sosial politik. Bila satu dari tiga kondisi itu terjadi, harga emas baru akan naik drastis. Lalu mana yang terbaik untuk Anda? Dari ketiga pilihan diatas, saya hanya bisa mengatakan bahwa tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan hampir sama baiknya. Sedangkan emas, saya menyarankan agar emas Anda jadikan saja pilihan terakhir sebagai persiapan dana pendidikan anak Anda. Ini karena emas hanya akan naik nilainya bila terjadi tiga kondisi tadi (dolar naik drastis, inflasi tinggi dan rusuh sosial). Bila keadaan normal, emas biasanya cuma akan naik sedikit, di mana kenaikannya masih di bawah bunga Tabungan di Bank.

Selasa, 03 April 2012

Bisakah Suku Bunga Bank di Indonesia Turun Lagi

Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) yaitu:
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.
Menurut Prasetiantono (2000:99-101) jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selalu tinggi.
Namun, tanggal 11 Februari 2012, bank sentral memangkas suku bunga acuan (BI rate) 25 basis poin dari 6% menjadi 5,75%. Posisi BI rate ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah. Di tengah kelesuan ekonomi global, BI berharap penurunan suku bunga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Langkah bank sentral itu tidak banyak bermakna bila bank-bank tetap mematok suku bunga tinggi. Meski bukan satu-satunya penentu, suku bunga kredit yang tinggi akan membebani dunia usaha. Penurunan suku bunga kredit sudah sangat dinantikan dunia usaha. Bahkan, Kadin Indonesia berkali-kali meminta suku bunga kredit segera turun ke kisaran 8% per tahun.
Yang menjadi permasalahan saat ini adalah rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan oleh pemerintah. Kenaikan BBM jelas akan menaikkan tingkat inflasi dan menyulitkan para pengusaha menjalankan usahanya. Oleh karena itu dukungan modal yang lebih pasti diperlukan agar mereka bisa bertahan. Apakah dengan penurunan BI rate ini dapat menolong para pengusaha khususnya pengusaha kecil UMKM agar mereka dapat mendapatkan pinjaman modal dengan bunga yang pas? Apakah Bank Indonesia akan menaikkan nilai dari BI rate? Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 8 Maret 2012 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 5,75%. Tingkat BI Rate tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi dari sisi fundamental yang masih terkendali ke depan serta tetap kondusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dampak penurunan kinerja perekonomian dunia. Terhadap rencana kebijakan Pemerintah di bidang energi (BBM), Bank Indonesia memperkirakan dampaknya pada inflasi bersifat temporer (one-time shock) dan inflasi akan kembali menurun sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia akan mengambil langkah kebijakan yang diperlukan untuk mengantisipasi dampak inflasi jangka pendek tersebut melalui penguatan operasi moneter untuk mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek, dengan tetap menjaga konsistensi kebijakan suku bunga dengan prakiraan makroekonomi ke depan. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta koordinasi kebijakan dengan Pemerintah baik melalui forum Tim Pengendalian Inflasi di tingkat pusat (TPI) maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk membawa inflasi tahun 2013 menuju kisaran 4,5% ± 1%. Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2012 diprakirakan mencapai 6,5% dan akan berlanjut pada triwulan II-2012 meskipun tidak setinggi pertumbuhan di triwulan I-2012. Pertumbuhan ekonomi didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara itu, pertumbuhan ekspor diprakirakan melambat seiring dengan perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas global non-energi. Perkembangan ekonomi pada triwulan I dan II tersebut masih sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,3%-6,7% untuk keseluruhan tahun 2012. Penimbangan risiko menunjukkan pertumbuhan cenderung bias ke bawah baik karena dampak perekonomian global maupun rencana kebijakan Pemerintah di bidang energi, apabila tidak ditempuh langkah-langkah stimulus khususnya dari kebijakan fiskal di samping dari kebijakan moneter dan perbankan. Dengan kondisi yang demikian maka bisa dipastikan Bank Sentral tidak akan gegabah untuk menurunkan BI rate kembali karena berusaha menghindari kemungkinan kredit macet.

Selasa, 06 Maret 2012

Pengaruh ISO 9001 Terhadap Mutu Perusahaan

A. JUDUL PENELITIAN
Pengaruh ISO 9001 Terhadap Mutu Perusahaan



B. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Era globalisasi saat ini telah menuntut berbagai perusahaan untuk berlomba-lomba bersaing supaya tetap eksis. Itu sebabnya di tingkat global mulai diterbitkan sertifikasi yang disebut ISO. ISO (International Organization for Standardization) adalah konfederasi di seluruh dunia dari 135 organisasi standar nasional.Tujuannya adalah untuk mengembangkan standar teknis sukarela produk dan layanan untuk membuat memproduksi dan memasok lebih efisien, aman dan bersih dan untuk memfasilitasi proses perdagangan internasional mereka. Salah satu produk yang dihasilkan oleh ISO yaitu ISO 14001. Tujuan dari produk ini adalah agar perusahaan dapat memiliki pengaturan manajemen lingkungan ini. Namun yang menjadi persoalan adalah di dalam lingkungan dalam perusahaan sering terjadi salah informasi antara satu unit dengan unit lainnya. Contoh sering ada salah komunikasi antara bagian produksi dengan bagian unit pengolahan limbah. Bagian produksi melakukan produksi dalam jumlah besar yang mengakibatkan limbah yang harus diolah unit pengolahan limbah melebihi kapasitas sehingga ada limbah yang terbuang keluar tanpa pengolahan dan mencemari lingkungan. Padahal perusahaan harus menjalankan operasinya sesuai standar ISO 14001 dimana kegiatan produksi harus tetap memerhatikan kondisi lingkungan. Untuk itu ISO sendiri menampilkan produk baru yaitu ISO 9001 yang berisi tentang Sistem Manajemen Mutu. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti fenomena tersebut dengan tulisan yang berjudul: “Pengaruh ISO 9001 Terhadap Mutu Perusahaan”

Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:
1. Apa yang menjadi standar dalam sertifikasi ISO 9001?
2. Bagaimana menerapkan standar ISO 9001 dalam manajemen perusahaan?
3. Apa hasil dari penerapan standar ISO 9001 terhadap mutu perusahaan?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui standar sertifikasi ISO 9001
2. Mengetahui bentuk-bentuk penerapan standar ISO 9001 dalam manajemen perusahaan
3. Mengetahui dampak penerapan standar ISO 9001 terhadap mutu perusahaan

Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah supaya perusahaan dapat mengetahui penerapan standar ISO 9001 dan menerapkannya sehingga dapat meningkatkan mutu perusahaan.

Batasan Masalah
Mengingat banyaknya jenis perusahaan yang ada maka penulis membatasi masalah pada perusahaan PLN, Dongjin Marine, Rajapindah (usaha pindah rumah dan penyimpanan barang) yang menerima ISO 9001 di wilayah DKI Jakarta.


C. TINJAUAN PUSTAKA
ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan - persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar) sehingga Quality Management Systems ISO 9001 adalah prosedur terdokumentasi dan praktek - praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Delapan prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung sesuai dengan focus utama yaitu efektivitas continual improvement, 8 prinsip manajemen yang dimaksud adalah :
1) Customer Focus: Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk memuaskan pelanggan.
2) Leadership: Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal implementasi Sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap elemen organisasi
3) Keterlibatan semua orang: Semua element dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas, pada fungsinya sebagai office boy.
4) Pendekatan Proses: Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui proses bisnis. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow proses itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan
5) Pendekatan Sistem ke Manajemen: Implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (manajemen) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah.
6) Perbaikan berkelanjutan: Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008
7) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan: Setiap keputusan dalam implementasi system selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008
8) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok: Supplier bukanlah Pembantu, tetapi mitra usaha,business partner karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.


D. METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari studi literatur terdahulu yang membahas tentang penggunaan sertifikat ISO sebagai standar mutu perusahaan.


E. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasakan tinjauan pustaka atau kerangka pemikiran diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan hipotesis penelitian, manfaat Penerapan ISO 9001:2008 adalah :
• Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
• Jaminan Kualitas Produk dan Proses
• Meningkatkan Produktivitas perusahaan & “market gain”
• Meningkatkan motivasi, moral & kinerja karyawan
• Sebagai alat analisa kompetitor perusahaan
• Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
• Meningkatkan cost efficiency & keamanan produk
• Meningkatkan komunikasi internal
• Meningkatkan image positif perusahaan
• Sistem terdokumentasi
• Media untuk Pelatihan dan Pendidikan